Kamu Kuliah Mau Jadi Apa, Sih?
![]() |
Vasily Koloda on Unsplash |
Cangkeman.net - Saya sering ditanya “Nanti jadi apa?” Ketika ada orang yang mengetahui bahwa saya mengambil jurusan pada keilmuan sosial humaniora di salah satu perguruan tinggi. Ya, soalnya jurusan pada keilmuan sosial humaniora seringkali dianggap jurusan yang nggak jelas mau jadi apa. Biasanya saya akan menanggapi pertanyaan tersebut dengan menjawab “Bisa jadi apa-apa”, kadang mengiyakan apa yang mereka katakan agar segera ganti topik pembicaraan atau hanya tertawa terkekeh sambil mbatin “Asuog”.
Ya, saya merasa jengkel dengan pertanyaan-pertanyaan yang demikian, bukan karena mengamini bahwa masa depan saya suram, melainkan betapa pun saya menjelaskan mengapa mengambil jurusan tersebut, orang pasti nggak akan nyambung dengan apa yang saya jelaskan panjang kali lebar kali tinggi. Malah mungkin dia akan mengatakan atau mbatin bahwa saya ini “sok idealis”.
Tapi ya gimana lagi, wong emang saya kuliah mengambil jurusan sosial humaniora untuk mencari ilmu, bukan mencari kerja. Kalau mau cari kerja sudah dari dulu saya akan mengambil jurusan yang katanya menjanjikan lapangan pekerjaan. Namun memang masyarakat telah mengkonstruk bahwa pendidikan harus berorientasi pada dunia kerja. Kadang mereka yang mempertanyakan prospek kerja jurusan saya seakan-akan merasa paling yakin akan mendapatkan pekerjaan yang linear dengan jurusannya di masa depan. Padahal jurusan kuliah dengan dunia kerja hari ini sudah tidak se-linear yang kita idam-idamkan.
Sekarang coba kita bayangkan, semisal mereka yang mengambil jurusan pendidikan. Hampir setiap kota mempunyai kampus yang mencetak tenaga pendidik setiap tahunnya, tapi jumlah sekolah yang ada tidak berimbang dengan banyaknya lulusan tenaga pendidik. Atau mungkin jurusan yang prospek kerjanya berkaitan dengan pelayanan publik, sedang hari ini semua pelayanan publik mulai beralih ke digital. Apakah benar-benar yakin bahwa kita-kita akan mendapat pekerjaan yang linear dengan jurusan kita?
Ya, kembali pada persoalan bahwa ternyata bukan hanya jurusan tertentu yang nggak jelas prospek kerjanya, melainkan semua jurusan pun sama demikian, belum tentu menjanjikan pekerjaan yang pasti. Lah, kalau gitu semua jurusan berarti sama aja dong. Sebenarnya tetap ada yang membedakan, yaitu seberapa jauh mahasiswa konsen terhadap jurusan yang ia pilih. Seberapa pun kamu yakin terhadap jurusanmu bakal menjanjikan prospek kerja yang cerah, kalau kamu nggak menguasai apa-apa ya tetap akan kalah saing dengan mereka yang lebih unggul. Kalau kamu masih nggak menguasai apa-apa saat lulus, ya untuk apa kuliah 4 tahun lamanya.
Bukannya sok idealis, memang kita tidak bisa menafikan bahwa dunia kerja itu nyata adanya dan ketika lulus mau ngapain lagi kalau nggak kerja. Tapi ya jangan terlalu materialis lah, bahwa kuliah hanya semata untuk mencari dan mendapatkan kerja. Kecuali kalau kamu sudah menjadi ASN sejak dini sehingga sah-sah saja kuliah hanya untuk menaikkan pangkat. Tapi tidak salah kan jika menikmati kuliah sebagai proses mencari ilmu tanpa memepertanyakan “nanti kerja apa”. Toh pada akhirnya itu menjadi pertanyaan bersama semua orang tanpa memandang jurusan, dan harusnya dijawab dengan pembuktian, bukan angan-angan.
Jadi jika kamu termasuk orang yang sering mempertanyakan masa depan orang karena menganggap jurusan kuliahnya nggak jelas, mulai hari ini coba pertanyakan masa depanmu dulu, deh. Siapa tahu sama-sama nggak jelasnya hehehe.
Pengen jadi legend

Posting Komentar