Zeigarnik Effect: Mengingat yang Belum Selesai, Melupakan yang Telah Usai
![]() |
Pavel Danilyuk on Pexels |
Cangkeman.net - Pernah nggak sih kamu merasa jengkel sendiri saat membaca, mendengar, atau menyimak suatu kalimat yang tidak diselesaikan oleh penuturnya? Hal ini saya rasakan saat melihat meme yang viral di media sosial belakangan. Meme tersebut menunjukkan sebuah spanduk berwarna merah di sebuah warung yang memuat kalimat janggal ini,
"SEDIA: BERMACAM-MACAM GORENGAN DAN"
Secara reflek saya, dan mungkin juga kalian, tentu akan membatin dongkol, "DAN APA??!?!".
Well, menurut saya kejengkelan ini mungkin muncul karena kita berada di posisi menerka-nerka kelanjutan dari suatu informasi yang tidak komplit. Sialnya yang tahu kelanjutan dari informasi itu hanya Tuhan, sang desainer spanduk, dan si pemilik warung. Rasanya ibarat kita sedang diberi tebak-tebakan, terus kita nyerah, tapi si pemberi tebakan tetap tidak mau memberitahukan jawabannya. Terdengar seperti ngajak gelut, bukan?
Fenomena serupa pernah saya rasakan ketika membaca sebuah cerita bersambung dengan ending kentang. Dalam kisah yang saya baca sang tokoh utama dihadapkan pada suatu dilema. Belum juga sampai pada tahap resolusi, eh tiba-tiba ceritanya selesai. Terus, chapter selanjutnya tidak langsung keluar pula. Mules, mules deh.
Kejadian yang hampir mirip juga saya alami saat sedang menonton series bagus secara simultan sampai semua episodenya khatam. Lalu tepat di scene terakhir muncul sesosok karakter yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Seperti bisa kita tebak karakter baru tersebut akan muncul di season berikutnya, yang bakal dirilis saat produsernya lagi mood. Pffft. Perasaan lega saya pun buyar, berganti menjadi nestapa.
Di dunia fiksi, ending menggantung yang nyebahi itu biasa disebut cliffhanger. Fungsinya tidak lain untuk membuat pembaca atau penonton penasaran dengan kelanjutan kisah rekaan sang pengarang. Kalau dalam kasus tebak-tebakan fungsinya mungkin kurang lebih sama, yaitu bikin si penebak penasaran. Tapi kalau di kehidupan sehari-hari, seperti saat sedang ngobrol kasual, atau dalam hal penulisan spanduk terus kalimatnya dibikin menggantung gitu motifnya apa coba? Biar bisa lanjut part 2?
Nah, ternyata kalau dalam psikologi perasaan ngganjel ini disebut sebagai zeigarnik effect. Saya juga baru tahu kalau istilah ini diambil dari nama Bluma Zeigarnik, seorang mahasiswi program doktoral di Universitas Berlin pada awal abad 20.
Jadi ceritanya, saat itu sekelompok ilmuwan dari Universitas Berlin sedang makan malam di suatu restoran dekat kampus. Ndilalah Bluma Zeigarnik ini dibuat terkesima dengan kemampuan seorang pelayan yang sat-set melayani pesanan semua pelanggan. Pelayan tersebut tentu bukan sembarang pelayan, pikir Zeirganik. Sebab ia bisa mengingat semua order dari pelanggan tanpa kurang suatu apapun, dan tanpa perlu mencatatnya di kertas.
Selesai makan, Bluma Zeigarnik yang penasaran mendatangi sang pelayan restoran, kemudian bertanya padanya, "Bagaimana bisa anda mengingat begitu banyak order tanpa kurang suatu apapun, dan bahkan tanpa perlu mencatatnya?"
Lalu sang pelayan memberikan jawaban yang simpel namun brilian, "Saya bahkan tidak perlu mengingatnya. Saya hanya akan merasa perlu melayani pesanan yang belum disajikan, dan melupakan begitu saja pesanan yang sudah disajikan."
Bluma Zeirganik pun terkesiap, ia mengalami momen eureka dan menemukan suatu teori bahwa secara alami alam bawah sadar manusia akan terus mengingat urusannya yang belum selesai dan melupakan begitu saja urusannya yang sudah selesai.
Maka tidak heran jika kita kerap merasakan sesuatu yang mengganjal, saat teman atau gebetan tidak segera membalas chat yang kita kirimkan setengah jam yang lalu. Atau juga sebaliknya, saat ada urusan-urusan dengan orang lain yang belum kita selesaikan beberapa tahun yang lalu.
Bluma Zeirganik pun terkesiap, ia mengalami momen eureka dan menemukan suatu teori bahwa secara alami alam bawah sadar manusia akan terus mengingat urusannya yang belum selesai dan melupakan begitu saja urusannya yang sudah selesai.
Maka tidak heran jika kita kerap merasakan sesuatu yang mengganjal, saat teman atau gebetan tidak segera membalas chat yang kita kirimkan setengah jam yang lalu. Atau juga sebaliknya, saat ada urusan-urusan dengan orang lain yang belum kita selesaikan beberapa tahun yang lalu.
Hal kontemporer lain yang bisa dikategorikan sebagai zeigarnik effect barangkali adalah saat kita membaca judul clickbait yang menggantung, tulisan pendek yang cuma ditampilkan sebagian dan dibubuhi tombol read more, artikel berita yang dibagi dalam beberapa halaman, atau pop up notifikasi di gadget, serta berbagai akal-akalan desainer UI yang mengganggu jam tidur kita.
Sebagaimana dijelaskan dalam konsep zeigarnik effect, sengotot apapun kamu berusaha melupakan suatu urusan, jika urusan tersebut belum selesai maka ia akan tetap menjadi memori bawah sadar yang menghantuimu dan bisa muncul sewaktu-waktu.
Barangkali itu pula sebabnya kenapa kita suka overthinking malam-malam. Mungkin inilah alasan mengapa kita harus membiasakan untuk selalu menuntaskan tanggung jawab kita dan tidak melalaikannya.

Posting Komentar