Tutorial Menjadi Duta di Indonesia

 (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Cangkeman.net - Dalam pandangan umum di masyarakat luas, jadi seorang duta merupakan gelar kehormatan, bahkan kebanggaan, seorang duta menjadi seorang utusan untuk sebuah misi khusus, biasanya mengkampanyekan atau menyebarluaskan informasi atau kesadaran tertentu ke masyarakat. Contohnya aja nih ada duta pariwisata, dia akan mengkampanyekan keindahan dan hal-hal unggulan pariwisata dari suatu daerah atau negara, ada juga duta narkoba yang harus aktif memberikan sosialisasi tentang bahaya narkoba, masih banyak duta-duta lainnya. Kalian mau melucu ya dengan menyebut Duta Sheila on Seven, Iyuh! Sorry jokes Cangkeman nggak sereceh itu.

Lanjut, proses pengusulan seorang duta di negara ini relatif mudah. Ada jalan yang sedikit panjang yang mungkin melalui proses seleksi, Abang-None di DKI misalnya, dan di banyak daerah lain di Indonesia. Jalan mudahnya? Banyak. Bisa dari jalan pemerintah, kementerian, lembaga, partai politik, banyak lah, semua itu bisa menunjuk dan mengangkat duta-duta apa aja saja, ke siapa saja yang mereka mau. Kemudahan jadi duta itulah yang menjadi kontroversi.

Biasanya, duta diangkat dari orang-orang kompeten di bidangnya, atau orang yang punya concern tertentu di suatu hal. Nah masalah muncul ketika orang punya kuasa yang gak mau repot itu mengangkat duta dari orang-orang yang pernah melakukan sebuah kesalahan. Alasannya? Sebagai bentuk pembinaan dan hukuman atas kesalahan yang telah diperbuat.

Ya, seabsurd itu!

Teman-teman mungkin ingat kasus dugaan penghinaan terhadap Pancasila yang dilakukan penyanyi Surkianih. Surkianih? siapa dia? Oke kita sebut saja Zaskia Gotik, ia dilaporkan ke polisi oleh beberapa orang karena dianggap menghina Pancasila. Tapi kemudian kita bisa menebak ujung kasusnya.

Si pelapor memilih untuk berdamai dan urung melanjutkan laporannya. Tapi intinya bukan di situ guys!

1 bulan kemudian, Surkianih a.k.a Zaskia Gotik justru didapuk menjadi Duta Pancasila.

Okelah pasal penghinaan tersebut mungkin masih abu-abu, kita lanjut ke kasus yang kedua, masih sama-sama penyanyi dangdut juga, sebutlah Dewi Muria Agung. Mobil yang dikendarai suaminya menerobos jalur TransJakarta dan kemudian berurusan dengan Polisi. Karena merasa tidak terima, si suami ini sempat cekcok dengan petugas, singkat cerita mereka berdamai dan tak lama setelah itu si Dewi Muria Agung justru diangkat oleh Polda Metro Jaya sebagai Duta Keselamatan Berlalulintas, bahkan saat ramai-ramainya kasus jalur TJ tadi, si penyayi ini juga sempat ditawarkan jadi duta kepatuhan lalu lintas oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu sandiaga Uno. Udah salah, malah dijunjung sana-sini, enak yah jadi Dewi Persik!

Ingat Odading Mang Ole?

Ade Londok sempat viral di media sosial setelah ia mempromosikan odading Mang Ole dengan gayanya menggunakan Bahasa Sunda. Itu aja, nggak ada tambahan apapun. Tapi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil justru menjadikan Ade Londok sebagai Duta promosi usaha mikro kecil menengah bidang kuliner atau Duta kuliner Jawa Barat. Hmmm. Padahal di luar sana banyak loh tokoh UMKM yang beneran berperan aktif.

Kita pindah ke Medan, seorang siswi Methodist 1 Medan disetop Polwan saat konvoi kelulusannya. Bukannya mengaku salah, ia justru membentak Polisi dan mengaku anak dari pejabat BNN. Kemudian hari diketahui kalau ia berbohong.

Nah setelah melanggar aturan lalu lintas, membentak petugas dan berbohong mengaku sebagai anak petinggi BNN, sebulan setelahnya Sonya justru diangkat menjadi duta anti narkoba oleh kalangan gereja-gereja reformasi Medan. Ia dianggap pintar dan berprestasi serta bisa menjadi ikon pemberantasan narkoba karena prestasinya. Waw! Sungguh prestasi yang luar biasa.

Dari beberapa duta yang dianugerahkan kepada pelanggar itu, menurut keyakinanku, fenomena ini konyol sekali dan menjadikan duta sangat lekat dengan gelar untuk pelanggar.

Jadi dari beberapa catatan kekonyolan di atas, kamu mulai paham kan cara jadi duta di Indonesia?

...