Ternyata Penulis Juga Berbakat Jadi Live Streamer, Loh


Penulis:        Thiara
Editor:          Fatio Nurul Efendi

Cangkeman.net - Setelah jadi pengangguran yang sosoan menjelma jadi freelancer, akhirnya sekarang saya punya pekerjaan tetap (kasih selamat dulu, dong!). Pekerjaan yang saya lakukan ini rasanya udah jadi trend di era sekarang; apalagi, kalau bukan live streamer. Oke, saya tegaskan dulu, saya bukan host live aplikasi 'anu-anu', ya.

Betul gak, sih? Beberapa tahun belakangan, aplikasi semacam toktok lamban-laun mulai mempengaruhi tradisi masyarakat kita. Selain unjuk berbagai macam aksi depan kamera, mereka juga gak segan berinteraksi langsung melalui live streaming. Kerennya lagi, kebiasaan ini menjalar secara merata : anak-anak, kalangan remaja, kawula muda, hingga jajaran orang tua.

Dari sana, mulai lah bermunculan ide-ide baru dengan memanfaatkan live streaming sebagai lapak jualan. Jujur aja, sampai detik sekarang pun saya gak pernah mantengin lapak online yang lagi live streaming. Selain gak paham cara check out-nya, saya gak tau juga mau beli apa, wkwk.

Oke, kita mulai ke intinya, ya. Sebetulnya, saya gak pernah ada niatan untuk melamar kerja sebagai live streamer. Tapi setiap hari, iklan loker yang cari profesi tersebut gak pernah absen. Serius, banyak lapak yang kini sedang gencar-gencarnya cari talent nge-host. Jadi, saya yang 2 tahun terakhir numpang hidup sama orang tua ini akhirnya memberanikan diri melamar di posisi itu.

Karena nge-host bukan bidang saya, saya gak terlalu berharap banyak. Yang penting, dalam satu hari saya apply satu lamaran lah paling enggak (biar keliatan niatnya, heuheu). Tapi di luar dugaan, saya dapet undangan interview di posisi live streamer.

Singkat cerita, si bos yang juga pemilik konveksi busana muslim ini ternyata punya kandidat lain selain saya; kita sebut aja namanya Dogan. Dogan udah terbiasa dengan kegiatan live streaming, berbeda dengan saya yang datang dengan bermodal keberanian aja. Tapi, nyatanya Dogan masih minta waktu satu minggu untuk mempelajari produk; karena terbiasa review produk skincare. Lah, gimana saya yang gak punya pengalaman ini?

Sambil menunggu kesiapan Dogan, akhirnya si bos ngetes saya live streaming. Jujur, saya gak belajar banyak dan gak begitu tau jualan live itu nanaonan. Selama live, saya cuman mendeskripsikan tiap detail produk, meragakan, dan menggambarkan kelebihan yang saya rasakan selama menggunakannya, udah. Tapi tau apa yang terjadi? Si bos langsung nerima saya, bahkan sebelum Dogan mencoba lagi.

Iya, rupanya Dogan ini sempet mencoba live streaming dan memasarkan produk. Tapi menurut bos, Dogan masih kesulitan mendeskripsikan produknya. Dari situ, ada hal yang terbesit dalam pikiran saya; penulis punya kelebihan dalam mendeskripsikan sesuatu.

Saya mungkin gak bakat melakukan live streaming, tapi saya bisa menjelaskan suatu hal. Ya ... memang, gak semua penulis pintar mendeskripsikan, tapi seenggaknya kita tau apa yang mau kita sampaikan. Sama seperti yang saya lakukan selama live, saya cuma menyampaikan apa yang saya lihat, bahan yang saya pegang, dan sensasi memakai produk. Bedanya, penyampaian itu bukan dalam bentuk tulisan, tapi ucapan. Simple, ya?

Urusan pede di depan kamera, saya boleh diacungi jempol. Punya kepribadian ambiver, saya bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Meskipun banyak introvernya, saya yang di depan kamera adalah ekstrover. Ya ... lagian interaksi visual doang, kalau langsung mungkin kepribadian yang keluarnya introver, hahaha.

Selain jualan, saya juga belajar berinteraksi walaupun mulanya jumlah penonton sepi banget. Kadang saya berharap gak ada yang nonton aja; biar saya gak cape ngomong sendiri, jawab pertanyaan sendiri. Tapi sekalinya ada yang nanya, saya seneng gak ketulungan. Masa bodoh closing apa enggak, setidaknya saya gak dianggurin.

Tapi sekarang, entah rejeki dari mana, penonton live streaming saya udah ribuan. Kadang, saya kelimpungan harus jawab pertanyaan konsumen yang mana dulu. Meskipun udah cape berjam-jam nyerocos, saya happy!

Setelah dipikir-pikir, banyak orang yang udah menekuni kegiatan di depan kamera. Tapi sebenarnya, cuma orang-orang tertentu yang terlahir dengan bakat entertain dan menarik perhatian.

Sampai sekarang saya masih terus belajar, biar penonton betah dan setia mantengin live saya. Makin banyak penonton, makin banyak orang tau, dan makin besar kemungkinan closing! Maka makin besar juga bonus yang saya dapet, hehe.

Thiara

Suka nulis tapi males baca. Ayok kenalan di Instagram @thiara.yhiara