Kehangatan Kota Solo dari Apresiasi Karyanya

Indonesia.go.id

Penulis:      Galih Agus Santoso
Editor:        Thiara

Cangkeman.net - Bukan serabi notosuman atau tengkleng kambing pak manto dan oleh-oleh khas kota Solo lainnya. Ada satu hal yang rasanya pengen sekali saya bawa pulang yaitu “apresiasi karya” yang dimiliki oleh masyarakat di sana.

Ketika kamu pergi ke suatu kota dan pulang ke rumah, pasti akan ada momen yang akan mengingatkanmu tentang kota yang pernah kamu kunjungi. Singkat cerita, saya bersama kawan saya memutuskan untuk menonton pertunjukan tari Jaranan untuk mengisi waktu libur. Pertunjukan dengan durasi hampir satu malam suntuk itu cukup menghibur saya, mulai dari tarian, musik, atraksi, sampai komedi yang ditampilkan semuanya bagus dan berhasil membuat saya kagum.

Mungkin butuh waktu latihan dan persiapan yang sangat lama kalau saya yang harus tampil. Saya pun dibuat berpikir seberapa keras mereka berlatih dan seberapa besar bayaran yang akan mereka peroleh dalam semalam.

Di akhir pertunjukan saya pun bertepuk tangan, tapi entah mengapa saya melihat jarang sekali orang bertepuk tangan seperti yang saya lakukan. Hal itu berbanding terbalik dengan yang terjadi di Sriwedari, Solo. Di sana ketika saya menonton Wayang Orang, semua penonton begitu antusias dan apresiatif, tepuk tangan meriah, bangku penuh meskipun pertunjukannya bisa dibilang setiap hari, dan yang paling penting penontonnya enggak sibuk main HP.

Momen jomplang tersebut membuat saya kangen dengan kehangatan kota Solo. Saya menyadari memang banyak ketimpangan perihal seni dan infrastrukturnya antara Solo dan tempat tinggal saya. Jumlah sanggar, universitas, dan kelompok pegiat seni tentunya tidak bisa dibandingkan. Tapi saya yakin “semangat apresiasi karya” tetap bisa saya bawa pulang.

Dengan hal sederhana seperti tepuk tangan dan menunjukkan ekspresi antusias, kita bisa merawat semangat mereka para pegiat seni. Jangan cuma marah kalau budaya kita diklaim negara orang sedangkan kita sendiri tidak bisa menciptakan ekosistem yang baik untuk seni bisa tumbuh.

Plis jangan sok sibuk main HP, deh, pas nonton pertunjukan. Aku bakal sakit hati, sih, kalau ada di posisi yang tampil.

Saya kira segini dulu curhatan saya, semoga kamu juga berkesempatan menikmati Solo dan bawa pulang hal-hal positif dari sana, ya. Aamiin.

Galih Agus Santoso

Anak teknik yang cinta sastra. Bisa diajak kenalan di instagram dengan akun @santosoogalih..