Kebutuhan Beda Loh dengan Keinginan
![]() |
Kompas.com |
Penulis: Susi Retno Utami
Editor: Fatio Nurul Efendi
Cangkeman.net - Dalam kehidupan, orang enggak akan bisa lepas dari yang namanya aktivitas ekonomi. Ya, setiap hari pasti akan ada kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi yang terjadi dalam hidup. Soalnya, kalau enggak gitu, ya nanti enggak akan jalan dong roda ekonominya, yang artinya enggak akan terpenuhi juga kebutuhan dalam hidup.
Tapi eh tapi, kalau lagi ngomongin soal kebutuhan dalam hidup, ini kaitannya lebih deket sama yang namanya konsumsi. Karena kalau kita mau memenuhi kebutuhan, maka harus ada sesuatu yang kita masukkan ke dalam diri kita, yaitu dengan cara melakukan konsumsi.
Konsumsi itu lingkupnya banyak ya. Enggak cuma perkara makan dan minum. Tapi segala hal yang kita masukkan ke dalam ranah hidup kita baik secara sengaja atau tidak, itu adalah aktivitas konsumsi. Jadi, kamu-kamu yang beli sesuatu di luar kuliner, itu juga konsumsi. Beli baju, tas, sepatu, buku, furniture, alat ini, alat itu, dan sesuatu lain yang merupakan hasil dari produksi, itu adalah proses konsumsi.
Nah, karena kaitannya sama pemenuhan kebutuhan hidup. Maka konsumsi itu akhirnya menjadi sebuah aktivitas yang penting guys. Namun, harus diingat dan digarisbawahi ya, bahwa pentingnya konsumsi adalah karena untuk memenuhi kebutuhan hidup. Iya, 'kebutuhan'. Bukan sekadar 'keinginan'. Loh, butuh dan ingin kan hampir sama, sebelas dua belas kan ya?
Eittts, siapa tuh yang suka menyamaratakan keinginan dan kebutuhan? Hayo ngaku? Pasti udah ngerasain pegang uang yang banyak ya? Hehehe. Lagian, siapa sih yang ngajarin kalau butuh sama ingin itu sama. Wong jelas-jelas keduanya adalah sesuatu yang berbeda. Sekilas, memang seperti seragam, tapi semua yang seragam itu, enggak harus dan enggak selalu sama.
Pada dasarnya, butuh sama ingin itu memang berkait dan bisa dikatakan sebagai dua kata yang bersinonim. Namun, perlu diketahui bahwa realitanya, yang namanya kebutuhan itu lebih urgen untuk dipenuhi ketimbang keinginan. Why? Karena kalau yang namanya aja udah butuh, itu artinya enggak akan bisa ditawar lagi, enggak bisa kalau dipenuhinya nanti-nanti. Beda lagi ketika namanya masih ingin, ya itu artinya enggak penting-penting banget. Dan semisal enggak buru-buru buat dipenuhi, ya enggak masalah. Bahkan kalau enggak dipenuhi pun, itu bukan sebuah perkara yang besar.
Sebagai contoh, untuk tetap bertahan hidup, manusia tentu butuh untuk makan. Jadi, makanan adalah urgen untuk dipenuhi. Di sini, makanan bisa apa aja. Umumnya, kalau orang Indonesia mah, makanannya ya nasi ditambah sayur atau juga lauk-pauk, sekaligus dengan minumnya. Itu udah pokok dan standarnya. Tapi, ketika kemudian orang makannya tidak berhenti hanya di situ, misalnya setelah selesai makan, eh kepengin makan kue, makan cemilan ini, makan cemilan itu, atau yang lainnya, itu namanya ingin.
Satu contoh lagi deh buat membedakan butuh sama ingin. Misalnya, untuk kebutuhan penyimpanan pakaian, si A di rumahnya sudah mempunyai satu almari besar yang cukup untuk menyimpan seluruh pakaian yang dia miliki. Kemudian, saat sedang keluar rumah, di jalan si A melihat sebuah toko yang menjual almari pakaian dengan model yang lebih bagus, lebih modern pun lebih besar daripada almari yang telah ia miliki di rumah. Singkatnya, si A tertarik untuk membeli almari yang dilihatnya itu. Ketertarikan itulah yang dinamakan dengan keinginan.
Nah, sekarang sudah makin jelas kan ya gimana perbedaannya. Terus kenapa sih, aku harus membahas mengenai perbedaan antara butuh dan ingin? Karena dalam konsumsi, ini tuh penting guys. Serius penting? Emang sepenting apa sih kita memahami bedanya butuh sama ingin dalam konsumsi?
Tentu saja ini penting sekali. Soalnya, kalau kita enggak paham dengan benar mengenai perbedaan keinginan dan kebutuhan dalam melakukan aktivitas konsumsi, kita bisa aja malah jadi keblinger alias konsumsi kita tuh bisa jadi berantakan guys. Lebih tepatnya, bisa mengarah pada pemborosan dan juga membawa kita pada kerugian.
Loh, kok bisa gitu? Ya iya. Coba deh balik lagi baca contoh. Misal orang yang makan enggak mikirin butuh sama ingin, dia pasti bakal makan terus apa yang pengin dia makan. Sedangkan makan secara berlebihan itu enggak baik buat kesehatan. Terus lagi, dari contoh yang kedua, misal si A juga enggak peduli sama bedanya butuh sama ingin, si A pasti bakal beli almari lagi. Terus besok-besok jalan lagi, ketemu almari bagus lagi, beli lagi. Begitu sampai berkali-kali. Hei, buat apa keluar uang lagi dan lagi hanya untuk beli almari yang bakalan menuhin seisi rumah? Bajunya aja udah cukup disimpen di satu almari. Ya, kecuali kalau si A memang mau buka toko almari. Hihihi.
Gimana? Udah nemuin belum jawabannya, kenapa dalam konsumsi kita mesti paham bedanya butuh sama ingin? Pasti udah dong ya. Intinya, kita harus memahaminya, karena sebelum melakukan proses konsumsi, kita sangat perlu untuk membuat yang namanya pertimbangan.
Jadi semisal mau beli sesuatu, apapun itu, kita bisa bertanya dulu pada diri kita sendiri, aku beli ini untuk apa ya sebenarnya? Apa aku hanya ingin atau aku memang butuh? Dengan begitu, maka konsumsi yang kita lakukan akan berpotensi untuk menuju pada hal-hal yang memang bermanfaat dan berpeluang untuk jauh dari yang namanya boros, sia-sia, serta kemungkinan lain yang bisa merugikan diri kita sendiri.
Kesimpulannya, sebagai salah satu aktivitas ekonomi, konsumsi itu super penting. Karena balik lagi, dalam hidup, kita akan selalu butuh. Dan ketika sudah butuh, kita perlu untuk melakukan konsumsi. Dalam hal ini, aku enggak bermaksud ajakin kamu-kamu buat enggak peduli sama keinginan dan cuma mikirin yang namanya kebutuhan. Enggak guys, enggak gitu. Lebih tepatnya, aku mau mengajak kamu-kamu buat lebih selektif aja dalam melakukan konsumsi, sekaligus biar pengeluaran lebih terjaga arah dan kepentingannya. Ada kalanya keinginan itu perlu juga kok buat dipenuhi, itu sah-sah aja. Tapi harus selalu diingat ya, pemenuhan keinginannya jangan sampai berlebihan, dan utamakan dulu untuk memenuhi kebutuhan.
Ok guys, sekian.
Dan sampai jumpa di lain tulisan.
Cangkeman.net - Dalam kehidupan, orang enggak akan bisa lepas dari yang namanya aktivitas ekonomi. Ya, setiap hari pasti akan ada kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi yang terjadi dalam hidup. Soalnya, kalau enggak gitu, ya nanti enggak akan jalan dong roda ekonominya, yang artinya enggak akan terpenuhi juga kebutuhan dalam hidup.
Tapi eh tapi, kalau lagi ngomongin soal kebutuhan dalam hidup, ini kaitannya lebih deket sama yang namanya konsumsi. Karena kalau kita mau memenuhi kebutuhan, maka harus ada sesuatu yang kita masukkan ke dalam diri kita, yaitu dengan cara melakukan konsumsi.
Konsumsi itu lingkupnya banyak ya. Enggak cuma perkara makan dan minum. Tapi segala hal yang kita masukkan ke dalam ranah hidup kita baik secara sengaja atau tidak, itu adalah aktivitas konsumsi. Jadi, kamu-kamu yang beli sesuatu di luar kuliner, itu juga konsumsi. Beli baju, tas, sepatu, buku, furniture, alat ini, alat itu, dan sesuatu lain yang merupakan hasil dari produksi, itu adalah proses konsumsi.
Nah, karena kaitannya sama pemenuhan kebutuhan hidup. Maka konsumsi itu akhirnya menjadi sebuah aktivitas yang penting guys. Namun, harus diingat dan digarisbawahi ya, bahwa pentingnya konsumsi adalah karena untuk memenuhi kebutuhan hidup. Iya, 'kebutuhan'. Bukan sekadar 'keinginan'. Loh, butuh dan ingin kan hampir sama, sebelas dua belas kan ya?
Eittts, siapa tuh yang suka menyamaratakan keinginan dan kebutuhan? Hayo ngaku? Pasti udah ngerasain pegang uang yang banyak ya? Hehehe. Lagian, siapa sih yang ngajarin kalau butuh sama ingin itu sama. Wong jelas-jelas keduanya adalah sesuatu yang berbeda. Sekilas, memang seperti seragam, tapi semua yang seragam itu, enggak harus dan enggak selalu sama.
Pada dasarnya, butuh sama ingin itu memang berkait dan bisa dikatakan sebagai dua kata yang bersinonim. Namun, perlu diketahui bahwa realitanya, yang namanya kebutuhan itu lebih urgen untuk dipenuhi ketimbang keinginan. Why? Karena kalau yang namanya aja udah butuh, itu artinya enggak akan bisa ditawar lagi, enggak bisa kalau dipenuhinya nanti-nanti. Beda lagi ketika namanya masih ingin, ya itu artinya enggak penting-penting banget. Dan semisal enggak buru-buru buat dipenuhi, ya enggak masalah. Bahkan kalau enggak dipenuhi pun, itu bukan sebuah perkara yang besar.
Sebagai contoh, untuk tetap bertahan hidup, manusia tentu butuh untuk makan. Jadi, makanan adalah urgen untuk dipenuhi. Di sini, makanan bisa apa aja. Umumnya, kalau orang Indonesia mah, makanannya ya nasi ditambah sayur atau juga lauk-pauk, sekaligus dengan minumnya. Itu udah pokok dan standarnya. Tapi, ketika kemudian orang makannya tidak berhenti hanya di situ, misalnya setelah selesai makan, eh kepengin makan kue, makan cemilan ini, makan cemilan itu, atau yang lainnya, itu namanya ingin.
Satu contoh lagi deh buat membedakan butuh sama ingin. Misalnya, untuk kebutuhan penyimpanan pakaian, si A di rumahnya sudah mempunyai satu almari besar yang cukup untuk menyimpan seluruh pakaian yang dia miliki. Kemudian, saat sedang keluar rumah, di jalan si A melihat sebuah toko yang menjual almari pakaian dengan model yang lebih bagus, lebih modern pun lebih besar daripada almari yang telah ia miliki di rumah. Singkatnya, si A tertarik untuk membeli almari yang dilihatnya itu. Ketertarikan itulah yang dinamakan dengan keinginan.
Nah, sekarang sudah makin jelas kan ya gimana perbedaannya. Terus kenapa sih, aku harus membahas mengenai perbedaan antara butuh dan ingin? Karena dalam konsumsi, ini tuh penting guys. Serius penting? Emang sepenting apa sih kita memahami bedanya butuh sama ingin dalam konsumsi?
Tentu saja ini penting sekali. Soalnya, kalau kita enggak paham dengan benar mengenai perbedaan keinginan dan kebutuhan dalam melakukan aktivitas konsumsi, kita bisa aja malah jadi keblinger alias konsumsi kita tuh bisa jadi berantakan guys. Lebih tepatnya, bisa mengarah pada pemborosan dan juga membawa kita pada kerugian.
Loh, kok bisa gitu? Ya iya. Coba deh balik lagi baca contoh. Misal orang yang makan enggak mikirin butuh sama ingin, dia pasti bakal makan terus apa yang pengin dia makan. Sedangkan makan secara berlebihan itu enggak baik buat kesehatan. Terus lagi, dari contoh yang kedua, misal si A juga enggak peduli sama bedanya butuh sama ingin, si A pasti bakal beli almari lagi. Terus besok-besok jalan lagi, ketemu almari bagus lagi, beli lagi. Begitu sampai berkali-kali. Hei, buat apa keluar uang lagi dan lagi hanya untuk beli almari yang bakalan menuhin seisi rumah? Bajunya aja udah cukup disimpen di satu almari. Ya, kecuali kalau si A memang mau buka toko almari. Hihihi.
Gimana? Udah nemuin belum jawabannya, kenapa dalam konsumsi kita mesti paham bedanya butuh sama ingin? Pasti udah dong ya. Intinya, kita harus memahaminya, karena sebelum melakukan proses konsumsi, kita sangat perlu untuk membuat yang namanya pertimbangan.
Jadi semisal mau beli sesuatu, apapun itu, kita bisa bertanya dulu pada diri kita sendiri, aku beli ini untuk apa ya sebenarnya? Apa aku hanya ingin atau aku memang butuh? Dengan begitu, maka konsumsi yang kita lakukan akan berpotensi untuk menuju pada hal-hal yang memang bermanfaat dan berpeluang untuk jauh dari yang namanya boros, sia-sia, serta kemungkinan lain yang bisa merugikan diri kita sendiri.
Kesimpulannya, sebagai salah satu aktivitas ekonomi, konsumsi itu super penting. Karena balik lagi, dalam hidup, kita akan selalu butuh. Dan ketika sudah butuh, kita perlu untuk melakukan konsumsi. Dalam hal ini, aku enggak bermaksud ajakin kamu-kamu buat enggak peduli sama keinginan dan cuma mikirin yang namanya kebutuhan. Enggak guys, enggak gitu. Lebih tepatnya, aku mau mengajak kamu-kamu buat lebih selektif aja dalam melakukan konsumsi, sekaligus biar pengeluaran lebih terjaga arah dan kepentingannya. Ada kalanya keinginan itu perlu juga kok buat dipenuhi, itu sah-sah aja. Tapi harus selalu diingat ya, pemenuhan keinginannya jangan sampai berlebihan, dan utamakan dulu untuk memenuhi kebutuhan.
Ok guys, sekian.
Dan sampai jumpa di lain tulisan.

Posting Komentar